Reggae adalah musik jiwa tentang kedamaian dalam menjalani segala hal dengan postif dalam kehidupan secara personal maupun masyarakat luas. Ada sosok musisi Reggae yang memiliki karakter easy going, membuat hidup lebih hidup, melakukan hal-hal yang terbaik khususnya untuk perkembangan musik reggae. Dan, rasanya belum lengkap jika kami belum bertemu dengan musisi Reggae Indonesia yang low profile yaitu Tony Q yang telah meluangkan waktu di sela-sela performingnya di acara 1 Love 1 Heart di STIE Perbanas pada tanggal 31 Mei 2007, Kuningan, Jakarta.
Berikut ini cuplikan wawancara Carolin T dari indoreggae.com dengan Tony Q :
Hal-hal apa saja yang membuat memilih genre Reggae ?
Sebenarnya berdasarkan pengalaman batin aja sich, banyak alasan yang mebuat memilih genre reggae.
Sejak kapan mulai konsen di genre reggae?
Belum lama sich sekitar 1989.
Apakah harus Dreadlock bagi pecinta maupun praktisi musik reggae?
Pencinta musik reggae tidak harus gimbal, sebenarnya juga kembali pada filosofi itu sendiri bagaimana pendengar dan perilaku dalam menyikapi lirik atau musik reggae itu seperti apa.
Inspirasi lagu dari mana (influencenya)?
Tentu saja Bob Marley, dia seorang yang fenomenal secara musical, penulisan liriknya bagus.
Sudah berapa album? Bisa sebutkan?
- 1996 Rambut Gimbal
- 1997 Gue Falling In Love
- 2000 Damai dengan cinta
- 2003 Kronologi
- 2005 Salam damai
Selain bermusik ada hobi lain?
Ada, sebenarnya banyak sih…tapi saya suka melukis…
Harapan Mas terhadap perkembagan musik reggae di Indonesia?
Ditekankan pada para pelaku musik reggae, bagaimana esensi musik reggae di perjuangkan bukan sekedar gimbal atau ganja. Dan yang paling penting esensi perdamaian, kemerdekaan arti sebuah musik, dan lebih pada edukasi agar tidak menjadi salah mengartikan musik reggae itu sendiri.
Pengalaman yang paling berkesan selama bermusik ?
Salah satu lagu saya yaitu Pat Gulipat masuk dalam kompilasi World Reggae berjudul Reggae Playground bersama musisi reggae dunia yang diproduksi oleh Putu Mayo World Record.
Salam Damai..!
sumber: http://www.indoreggae.com/wwc_tonyq.html





Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. “Reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life,” ujar Ras Muhamad (23), pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan kegembiraan yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu sendiri. “Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan,” ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini. Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok. “Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari,” papar Ras. Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob Marley-pembawa genre musik tersebut ke dunia adalah seorang penganut rasta.
Akhir legenda reggae Bob Marley, yang akan sudah berbalik 65 Sabtu, akan menerima haknya di St Louis akhir pekan ini. Dia subjek perayaan ulang tahun termasuk Jumat malam di Tempat untuk Bob Marley B-Day Bash, yang digambarkan sebagai terbesar pesta ulang tahun Bob Marley di Midwest. Ulang tahun akan dirayakan satu hari lebih cepat untuk mengakomodasi "sesuatu yang istimewa" di tengah malam. Organizer James Heich, yang telah dikoordinasikan kejadian-kejadian serupa di kota-kota seperti Atlanta, Kansas City, Kan, Chicago, dan Miami pada tahun-tahun sebelumnya, menjelaskan Jumat malam sebagai sesuatu yang akan "berbeda. It's a besar, multi-acara budaya, dan Anda akan melihat sedikit untuk segalanya di sana, semua kebudayaan yang berbeda mendukung satu penyebab. " Hiburan akan tumpah keluar atas tiga lantai dari Venue. Pada tingkat utama adalah St Louis reggae band Scotland Yard Squad. "Mereka salah satu band reggae paling terkenal di St Louis. Mereka akan melakukan penghormatan kepada Marley, "katanya.