Senin, 11 Oktober 2010

Wawancara Tony Q

tonyQ-Rastafara
tonyQ-Rastafara
Reggae adalah musik jiwa tentang kedamaian dalam menjalani segala hal dengan postif dalam kehidupan secara personal maupun masyarakat luas. Ada sosok musisi Reggae yang memiliki karakter easy going, membuat hidup lebih hidup, melakukan hal-hal yang terbaik khususnya untuk perkembangan musik reggae. Dan, rasanya belum lengkap jika kami belum bertemu dengan musisi Reggae Indonesia yang low profile yaitu Tony Q yang telah meluangkan waktu di sela-sela performingnya di acara 1 Love 1 Heart di STIE Perbanas pada tanggal 31 Mei 2007, Kuningan, Jakarta.
Berikut ini cuplikan wawancara Carolin T dari indoreggae.com dengan Tony Q :
Hal-hal apa saja yang membuat memilih genre Reggae ?
Sebenarnya berdasarkan pengalaman batin aja sich, banyak alasan yang mebuat memilih genre reggae.
Sejak kapan mulai konsen di genre reggae?
Belum lama sich sekitar 1989.
Apakah harus Dreadlock bagi pecinta maupun praktisi musik reggae?
Pencinta musik reggae tidak harus gimbal, sebenarnya juga kembali pada filosofi itu sendiri bagaimana pendengar dan perilaku dalam menyikapi lirik atau musik reggae itu seperti apa.
Inspirasi lagu dari mana (influencenya)?
Tentu saja Bob Marley, dia seorang yang fenomenal secara musical, penulisan liriknya bagus.
Sudah berapa album? Bisa sebutkan?
- 1996 Rambut Gimbal
- 1997 Gue Falling In Love
- 2000 Damai dengan cinta
- 2003 Kronologi
- 2005 Salam damai
Selain bermusik ada hobi lain?
Ada, sebenarnya banyak sih…tapi saya suka melukis…
Harapan Mas terhadap perkembagan musik reggae di Indonesia?
Ditekankan pada para pelaku musik reggae, bagaimana esensi musik reggae di perjuangkan bukan sekedar gimbal atau ganja. Dan yang paling penting esensi perdamaian, kemerdekaan arti sebuah musik, dan lebih pada edukasi agar tidak menjadi salah mengartikan musik reggae itu sendiri.
Pengalaman yang paling berkesan selama bermusik ?
Salah satu lagu saya yaitu Pat Gulipat masuk dalam kompilasi World Reggae berjudul Reggae Playground bersama musisi reggae dunia yang diproduksi oleh Putu Mayo World Record.
Salam Damai..!
sumber: http://www.indoreggae.com/wwc_tonyq.html

Ungu Jajal Reggae dan Pop Jazz

Band Ungu lagi-lagi memberi kejutan bagi para penggemar mereka. Setelah memasukkan unsur dangdut dalam lagu “Hampa Hatiku” dalam album yang lalu, Penguasa Hati, kini mereka menyajikan reggae dan pop jazz dalam album baru mereka, 1000 Kisah Satu Hati.
“Dalam album ini ada hal-hal yang baru. Kami pertama kali berani mengusung warna reggae dan pop jazz,” jelas vokalis Ungu, Pasha, yang ambil bagian dalam jumpa pers rilis album 1000 Kisah Satu Hati di Jakarta, Rabu (6/10/2010).
Band Ungu
Lagu dengan musik reggae, berjudul “Mabuk Kepayang”, dicipta oleh Enda, sang gitaris. Sementara itu, lagu dengan musik pop jazz, “Saat Bahagia”, merupakan karya Oncy, yang juga gitaris. Kalau dalam “Hampa Hatiku” Pasha berduet dengan pedangdut Iis Dahlia, dalam “Saat Bahagia” Pasha bernyanyi berdua Andien.
Tak hanya itu, dalam album yang berisi 12 lagu tersebut Ungu juga menyajikan tiga lagu dengan lirik bahasa Inggris, yaitu “I Need You”, “Almost Soulmate”, dan “In Time”. Makki, pemain bas Ungu, mengatakan, lirik bahasa Inggris dibikin atas permintaan para penggemar Ungu alias Cliquers di luar negeri. “Lirik berbahasa Inggris juga untuk penggemar-penggemar di luar negeri. Kayak kemarin kami manggung di Australia, banyak penggemar yang meminta,” terang Makki, yang juga hadir dalam jumpa pers itu.
Selain itu, kata Makki, Ungu juga ingin melebarkan sayap hingga ke tingkat internasional. Mereka ingin album yang proses membuatannya memakan waktu hanya satu bulan tersebut dirilis pula di luar negeri, seperti Eropa atau Australia. “Tapi, tanggalnya belum kami tentukan. Masih sebatas wacana. Kami tunggu peluangnya seperti apa,” ujarnya.
Sumber : http://entertainment.kompas.com/read/2010/10/07/16103812/Ungu.Jajal.Reggae.dan.Pop.Jazz
Reggae Tidak Harus Rasta PDF Print E-mail
Written by Riki Adi Setiawan   
Sunday, 07 February 2010 15:15
Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. “Reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life,” ujar Ras Muhamad (23), pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan kegembiraan yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu sendiri. “Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan,” ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini. Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok. “Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari,” papar Ras. Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob Marley-pembawa genre musik tersebut ke dunia adalah seorang penganut rasta.
Last Updated on Friday, 12 February 2010 18:24
Read more...
Bob Marley Birthday Bash PDF Print E-mail
Written by Riki Adi Setiawan   
Sunday, 07 February 2010 14:25
Akhir legenda reggae Bob Marley, yang akan sudah berbalik 65 Sabtu, akan menerima haknya di St Louis akhir pekan ini. Dia subjek perayaan ulang tahun termasuk Jumat malam di Tempat untuk Bob Marley B-Day Bash, yang digambarkan sebagai terbesar pesta ulang tahun Bob Marley di Midwest. Ulang tahun akan dirayakan satu hari lebih cepat untuk mengakomodasi "sesuatu yang istimewa" di tengah malam. Organizer James Heich, yang telah dikoordinasikan kejadian-kejadian serupa di kota-kota seperti Atlanta, Kansas City, Kan, Chicago, dan Miami pada tahun-tahun sebelumnya, menjelaskan Jumat malam sebagai sesuatu yang akan "berbeda. It's a besar, multi-acara budaya, dan Anda akan melihat sedikit untuk segalanya di sana, semua kebudayaan yang berbeda mendukung satu penyebab. " Hiburan akan tumpah keluar atas tiga lantai dari Venue. Pada tingkat utama adalah St Louis reggae band Scotland Yard Squad. "Mereka salah satu band reggae paling terkenal di St Louis. Mereka akan melakukan penghormatan kepada Marley, "katanya.
Last Updated on Sunday, 07 February 2010 14:33
Read more...

Sabtu, 09 Oktober 2010

REGGAE n RASTA

Bob
Marley tentunya adalah bintang musik “dunia ketiga” pertama yang jadi
penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan
reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang
sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley.

Ditambah lagi dengan hadirnya “The Harder they Come” pada tahun 1973,
Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian
memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti
Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita
Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah
jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley
untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini
tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan
Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music,
musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara – upacara petani, lagu
kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling
alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan – pertemuan Rasta,
menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di
Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami
tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile
Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah
Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan
Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai
kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.